Lombok Tengah,
ngepos.com – Keberadaan pedagang asongan di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika,
masih menjadi persoalan yang perlu di tuntaskan oleh pemerintah daerah
maupun ITDC selaku pengelola kawasan.
Keberadaan
pedagang seperti tenun, kaos hingga gelang di kawasan Mandalika, menjadi
keluhan sejumlah pelaku usaha dan wisata di Mandalika, karena cara menawarkan
dagangan yang kerap memaksa pembeli.
Seperti yang
di ungkapkan salah satu pelaku usaha di Mandalika yakni Recharge Mandalika
Lombok Bar & Restaurant.
Sales
manager & Operational Recharge Mandalika, Lalu Putra Wijaya, mengatakan,
kendala restoran di Mandalika hampir sama yaitu keberadaan penjual asongan yang
tidak ditertibkan oleh ITDC hingga detik ini sebagai pengelola kawasan.
Para pedagang
asongan menjadi kendala utama karena selalu menjadi keluhan tamu yang
berkunjung makan ke Recharge Mandalika Lombok.
"Yang
paling krusial itu memang pedagang. Karena komentar dari tamu baik domestik
maupun internasional itu pasti ada. Karena kita sudah membuktikan dari
ulasan-ulasan termasuk ulasan di recharge di media sosial dan google," katanya.
Dia menuturkan,
ketika tamu belum datang, belum makan, belum selesai makan sudah dihampiri.
Mereka dipaksa untuk membeli penjual-penjual asongan.
“Mudah-mudahan
ada solusi baik dari pemerintah maupun teman-teman ITDC," jelasnya.
dirinya
menegaskan, pihaknya sama sekali tidak mempersoalkan pedagang asongan untuk
mencari nafkah di Pantai Kuta. Namun hal yang terpenting adalah pedagang harus
tahu adab dan tata cara beretika yang baik kepada tamu yang datang.
Saat satu
pedagang asongan dibeli, kemudian selanjutnya pedagang asongan lainnya ikut
menyerbu. Mereka kemudian selanjutnya terus memepet wisatawan tersebut hingga
membuat wisatawan tersebut beranjak pergi karena risih,” ucapnya.
Mereka
bahkan kadang membuntutinya sampai wisatawan tersebut naik ke mobil pindah ke
tempat lain untuk menghindari pedagang.
"Pedagang
asongan benar-benar jadi kendala utama. Karena satu yang dipanggil (dibeli)
semuanya merapat. Baik itu pedagang kain, pedagang gelang. Dan caranya kadang
mereka maksa," tambahnya.
Baginya,
tentu saja hal tersebut membuat pengunjung menilai attitude dari pedagang agak
kurang sehingga dapat membuat citra pariwisata di Mandalika menjadi buruk.
“Seluruh
restoran terutama Recharge Mandalika sangat terdampak dengan keberadaan
pedagang asongan terutama karena berada langsung direct view tepat di pinggir
Pantai Kuta Mandalika,” keluhnya.
Pihaknya
mengharapkan agar ITDC punya solusi untuk menyelesaikan permasalahan pedagang
asongan karena Mandalika langkah demi langkah sudah mulai maju tamu dari
domestik maupun internasional. Diketahui hingga saat ini dari ITDC belum ada
tindakan.
"Kami juga
mengharapkan agar diprioritaskan kebersihan. Tapi Alhamdulillah sejauh ini
Kuta Mandalika ada peningkatan untuk
kebersihan," pungkasnya.
Sebagai
informasi, Recharge Resto Lombok bakal menyediakan promo buffet all you can eat
barbeque untuk merayakan nataru pada tanggal 24 Desember 2024 - 1 Januari 2025.
Nantinya
terdapat 15-20 menu yang akan dikeluarkan dengan penampilan dari live music dan
DJ Performance dengan harga Rp 200 ribu per orang nett.
Menu yang
disediakan antara lain Garden Salad, Italian Dressing, Thousand Island,
Crouton, Tom Yam Chicken Soup, Sauted Broccoli Mushroom, Butter Rice, Garlic
Potato
LIVE
Barbeque Stall yang dihadirkan yaitu Prawn Skewer, Corn On The Cob, Seafood
Skewer, Ayam Taliwang dengan dessert Slice Fruit dan Puding.
Sementara
pada puncak malam tahun baru, Recharge Resto mengambil konsep pool party dengan
tambahan performance berupa game dan pesta kembang api.
Promo tahun
baru terdapat barbeque buffet all you can eat dengan harga Rp 200 ribu per
orang nett. Namun recharge resto akan menggratiskan untuk pengunjung yang beli
3 gratis 1 untuk paket barbeque dinner.
"Sekarang menu yang spesial di Recharge Resto itu kita mengedepankan ayam taliwang, bebek goreng cabe ijo, ayam goreng cabe ijo, dan tonseng ayam. Jadi lebih ke makanan nusantara yang kita tonjolkan," tandasnya. (Man)
0Komentar