Lombok Tengah - Mahasiswa bersama para santri Pondok Pesantren Qomarul Huda Bagu, dan PMII Komisariat Al Huda cabang Lombok Tengah Lombok Tengah, melakukan Doa bersama dan syukuran pasca pilkada serentak yang berjalan lancar di NTB. Doa bersama ini juga dirangkai dengan diskusi tentang demokrasi damai, yang mengusung tema penyampaian harmoni persaudaraan pasca pilkada serentak 2024 menuju Indonesia Emas.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) PT NU Qomarul Huda Bagu Lalu Faruq mengatakan, kegiatan diskusi ini dilakukan guna membuka pemahaman tentang demokrasi atau kontestasi politik kepada generasi muda termasuk para santri. Bahwa persaingan dalam politik seperti pemilihan kepala daerah bukan menjadi sebuah permusuhan, sehingga perbedaan pandangan dan pilihan politik merupakan hak konstitusional yang tidak dapat dipaksakan. Sehingga usai pesta demokrasi maka harus kembali harmonis.
“Kita gelar dialog inggas pilkada perapet sile pesopok Ambu, dengan tema percakapan harmoni persaudaraan pasca pilkada serentak 2024 menuju Indonesia Emas, guna memberikan edukasi tentang menyikapi demokrasi”, katanya
Ia juga mengajak seluruh pihak agar tetap menjaga seluruh proses pilkada berjalan damai, jika ada pihak yang belum puas maka disarankan menempuh jalur konstitusional, sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku atau mengambil proses hukum.
“Diharapkan juga seluruh pihak bersama menjaga kondusifitas dan keamanan pasca pilkada serentak, jika ada yang belum puas dapat mengambil langkah konstitusional atau jalur hukum,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Rektor universitas Qomarul Huda Bagu Dr. Umam menyampaikan, penghargaan kepada seluruh pihak yang terlibat dan Polda NTB khususnya yang telah sukses mengawal Pilkada serentak 2024 berjalan lancar dan damai. Sehingga berharap juga para peserta dan pendukung agar dapat berlapang dada, dan kembali saling merangkul untuk membangun kemajuan daerah.
“Alhamdulillah Pilkada serentak 2024 sudah usai, terima kasih kepada para pihak terkait dan khususnya Polda NTB yang telah mengawali pilkada damai, kepada peserta agar berlapang dada dan kembali saling merangkul setelah pemilihan,” ucapnya
Pilkada merupakan pesta demokrasi lima tahunan, sehingga bukan menjadi alasan terjadinya perpecahan dalam perbedaan pilihan dan pandangan politik. "pemilu atau pilkada inikan event 5 tahunan, jadi jangan sampai dapat merusak kerukunan dan kesatuan di masyarakat," tutupnya. (merah.)
0Komentar